Perlukah Ibukota Jakarta Dipindahkan?
Oleh Maulita
Jakarta sudah menghipnotis rakyat Indonesia dengan kemegahan gedung-gedung pencakar langitnya, mal-mal yang menggiurkan, dan kemewahan lainnya yang gak bakal didapetin di kampung. Tidak mengherankan jika banyak pendatang yang berbondong-bondong mengadu nasib ke Jakarta, sehingga mengakibatkan menumpuknya penduduk di ibukota. Banjir, perumahan kumuh, kemacetan, gelandangan, pengemis, pedagang kaki lima, sampah yang menggunung hanya sebagian kecil dari masalah kota Jakarta. Sehingga ada pernyataan "ibukota harus dipindahkan!"
Hmmm...bukan masalah ibukotanya yang harus dipindahkan, tapi seharusnya mencari faktor penyebab dari permasalahan tersebut. Selama ini pembangunan hanya berpusat di Jakarta, terutama dalam bidang ekonomi. Peredaran uang 80% hanya terpusat di Jakarta. Tidak perlu memindahkan ibukota, yang perlu dilakukan adalah pembangunan pedesaan yang harus diperhatikan. Agar masalah-masalah Jakarta pun cepat diatasi.
Arti penting pembangunan daerah pedesaan dan kemajuan Sektor Pertanian adalah suatu strategi pembangunan ekonomi yang dilandaskan pada prioritas pertanian dan ketenagakerjaan paling tidak memerlukan tiga unsur pelengkap dasar, yakni:
1) Percepatan pertumbuhan output melalui serangkaian penyesuaian teknologi, institusional, dan insentif harga yang khusus dirancang untuk meningkatkan produktivitas para petani kecil.
2) Peningkatan permintaan domestik terhadap output pertanian yang dihasilkan dari strategi pembangunan perkotaan yang berorientasikan pada upaya pembinaan ketenagakerjaan.
3) Diversifikasi kegiatan pembangunan daerah pedesaan yang bersifat padat karya, yaitu nonpertanian, yang secara langsung dan tidak langsung akan menunjang dan ditunjang oleh masyarakat pertanian.
Harus diingat bahwa tanpa pembangunan daerah pedesaan yang integratif, pertumbuhan industri tidak akan berjalan dengan lancar dan kalaupun bisa berjalan, pertumbuhan industri tersebut akan menciptakan berbagai ketimpangan internal yang sangat parah dalam perekonomian bersangkutan. Pada gilirannya, segenap ketimpangan tersebut akan memperparah masalah-masalah kemiskinan, ketimpangan pendapatan, serta pengangguran. Jadi bukan ibukotanya yang dipindahkan, tetapi sejumlah peredaran uang harus merata dari Sabang sampai Meruke. Sehingga tidak ada lagi masalah sepert kemacetan, banjir, perumahan kumuh, gelandangan, pengemis di Jakarta.